Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Semakin tinggi koefesien daya pembeda suatu butir soal, maka semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang menguasai kompetensi. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal menurut Zaenal Arifin (2009: 273) adalah sebagai berikut:
DP = (WL -WH) /n
Dimana:
DP = Daya Pembeda
WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah pada kelompok bawah
WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah pada kelompok atas
n = 27% x N
N = Jumlah seluruh peserta didik
Untuk menginterpretasikan koofesien daya pembeda digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut
Index | Intem Evaluation |
0,040 and Up | Very good items |
0,30 – 0,39 | Reasonably good, but possibly subject to improvement |
0,20 – 0,29 | Marginal items, usually needing and being subject to improvement |
Below – 0,19 | Poor items, to be rejected or improved by revision |